BMKG Peringatkan Bahaya Gempa Swarm di Bogor-Sukabumi dan Hubungannya dengan Aktivitas Gunung Salak

Jumat, 29 Desember 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

HARIANSINARPAGI.COM, Sukabumi | BMKG mencatat 122 kali gempa swarm di Bogor dan Sukabumi, 11 di antaranya dirasakan warga. Daryono dari BMKG mengungkapkan bahwa karakteristik gempa swarm yang menerus dapat berdampak signifikan pada bangunan di wilayah tersebut.

Daryono menekankan bahwa gempa swarm, meskipun lemah, dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan yang tadinya tidak rusak. Ia memberi contoh pengalaman serupa di Jailolo pada 2016, di mana bangunan awalnya bagus namun menjadi rusak setelah serangkaian gempa.

Baca juga:  Diduga Ulah Nakal Sang Debt Collector, Inilah Tanggapan Kanit Reskrim Polsek Curug

Gempa swarm yang terjadi di Bogor-Sukabumi umumnya memiliki magnitudo 3,0 hingga 4,0. Sebagai contoh, gempa magnitudo 4,0 pada 8 Desember menyebabkan kerusakan pada 144 rumah di Pamijahan, Bogor, dan Kabandungan, Sukabumi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pentingnya mitigasi di daerah ini diungkapkan Daryono, yang menyarankan agar bangunan tembok harus bertulang. Warga juga perlu mengetahui cara menyelamatkan diri saat bangunan bergoyang selama gempa.

Baca juga:  Gawat !! Mobil Avanza Hitam Terperosok, Diduga Akibat Pekerjaan Betonisasi CV. Graha Anugerah Sukses

Terbaru, pada 27 Desember, terjadi tiga gempa dengan magnitudo berurutan, menambah kekhawatiran akan kerentanannya. Daryono menilai gempa swarm ini berbahaya jika terus terjadi tanpa penyelesaian karena dapat merusak bangunan.

BMKG membandingkan kejadian ini dengan gempa swarm pada 2019, yang juga berkaitan dengan aktivitas vulkanik. Gunung Salak, di dekat sumber gempa, belum mengalami peningkatan aktivitas vulkanik dan tetap pada Level I (Normal). Meskipun tercatat 22 gempa tektonik lokal pada Desember 2023, tidak ada gempa vulkanik yang menunjukkan aktivitas Gunung Salak.

Baca juga:  Geger!! Warga Temukan Mayat Bayi di Serang

Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tidak mendekati area aktif di Gunung Salak, mengingat risiko akumulasi gas berbahaya, terutama di kawah-kawah seperti Ratu, Hirup, dan Paeh. Keselamatan masyarakat menjadi prioritas, mengingat potensi bahaya dari aktivitas gempa swarm dan gunung api di wilayah tersebut.

Penulis : Mus

Berita Terkait

“Layanan Pajak di Tangerang Lumpuh, Jaringan Internet Jadi Kendala Utama”
Siti Maysaroh, Kakak Pendiri Harian Sinar Pagi Berpulang
Gugat Cerai di Tengah Dugaan KDRT, Artis Vega Jally Pilih Fokus Demi Anak
LSM JPK Banten Soroti Protes Warga Tangerang Terkait Pelanggaran Jam Operasional Mobil Tambang
Gawat !! Mobil Avanza Hitam Terperosok, Diduga Akibat Pekerjaan Betonisasi CV. Graha Anugerah Sukses
Konser Musik di TangCity Mall Timbulkan Macet Panjang Beberapa Ruas Jalan di Kota Tangerang
Heboh di Medsos Postingan Siluet Foto Hitam Merah, Muncul Sosok Baru di Pilkada Kota Tangerang?
Agak Lain, Aksi May Day Menuntut Kesejahteraan Buruh di Tangerang Malah Disambut Begini
Berita ini 21 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 10 Januari 2025 - 17:56

“Layanan Pajak di Tangerang Lumpuh, Jaringan Internet Jadi Kendala Utama”

Minggu, 17 November 2024 - 23:10

Siti Maysaroh, Kakak Pendiri Harian Sinar Pagi Berpulang

Rabu, 13 November 2024 - 18:13

Gugat Cerai di Tengah Dugaan KDRT, Artis Vega Jally Pilih Fokus Demi Anak

Kamis, 7 November 2024 - 21:48

LSM JPK Banten Soroti Protes Warga Tangerang Terkait Pelanggaran Jam Operasional Mobil Tambang

Selasa, 10 September 2024 - 14:10

Gawat !! Mobil Avanza Hitam Terperosok, Diduga Akibat Pekerjaan Betonisasi CV. Graha Anugerah Sukses

Berita Terbaru

Hukum dan Kriminal

Dugaan Penyerobotan Tanah Ketua DPW PWDPI Dilaporkan ke Presiden

Rabu, 8 Jan 2025 - 22:02