HARIANSINARPAGI.COM, KABUPATEN TANGERANG | Dalam dunia yang semakin kompleks, integritas moral menjadi nilai yang sangat penting untuk membangun kehidupan yang adil, harmonis, dan berkelanjutan. Peran pendidikan dalam membentuk individu yang bertanggung jawab, jujur, dan beretika tak bisa diabaikan. Namun, tantangan besar menghadang upaya ini, sebagaimana diungkapkan oleh Erik, mahasiswa Universitas Pamulang Kampus Serang (UNPAM) asal Kabupaten Tangerang.
Erik menyoroti bahwa salah satu tantangan utama adalah kurangnya penekanan pada pendidikan karakter dalam sistem pendidikan saat ini. “Sistem pendidikan kita lebih fokus pada pencapaian akademis dan penguasaan keterampilan teknis, sedangkan pendidikan karakter sering dianggap prioritas kedua,” ungkap Erik, Senin 2 Desember 2024.
Menurutnya, meski ada sekolah yang telah memasukkan pendidikan karakter ke dalam kurikulum, implementasinya seringkali tidak konsisten. Hal ini membuat siswa unggul secara akademis, tetapi sering kali kurang mampu menerapkan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam era digital, media sosial menjadi medan yang memengaruhi pola pikir generasi muda secara signifikan. Erik menegaskan pentingnya sikap kritis masyarakat terhadap informasi yang beredar. “Praktik pencitraan diri yang berlebihan dan penipuan daring bisa merusak pembentukan integritas moral siswa,” ujar Erik.
Ia juga menekankan pentingnya pendidikan etika dalam penggunaan teknologi untuk membantu siswa membedakan mana yang benar dan salah di dunia maya. Institusi pendidikan, menurut Erik, perlu mengambil peran lebih aktif dalam memberikan pemahaman ini.
Keteladanan dari para pendidik juga menjadi sorotan. “Ketika pendidik tidak memberikan contoh yang baik, seperti terlibat dalam manipulasi nilai atau diskriminasi, ini bisa merusak proses pendidikan moral,” tambahnya. Sebaliknya, pendidik yang konsisten menunjukkan kejujuran, tanggung jawab, dan keadilan dapat memberikan dampak positif yang besar bagi siswa.
Erik menekankan bahwa solusi untuk tantangan ini memerlukan pendekatan holistik. “Kurikulum pendidikan moral harus diperkuat, pendidik perlu mendapatkan pelatihan yang memadai, dan keluarga serta masyarakat harus dilibatkan secara aktif dalam membentuk karakter siswa,” jelasnya.
Ia menutup dengan pesan penuh harapan bahwa mewujudkan integritas moral membutuhkan kerja sama yang kuat dari berbagai pihak. Dengan langkah yang berkesinambungan, pendidikan dapat menjadi alat ampuh untuk melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter mulia.
Penulis : DERRY ERYC ENDRI CHO