HARIANSINARPAGI.COM, TANGERANG | Aksi unjuk rasa mahasiswa dari berbagai organisasi di Kabupaten Tangerang, Banten, berakhir ricuh setelah tuntutan mereka tidak mendapat tanggapan langsung dari Bupati Tangerang. Demonstrasi ini digelar untuk memprotes sejumlah isu krusial, seperti pemagaran laut yang dinilai merugikan masyarakat serta minimnya keterbukaan informasi publik dalam pengambilan kebijakan. Mahasiswa juga menyoroti proyek pembangunan PIK 2 yang mereka anggap tidak berpihak kepada warga Banten.
Mahasiswa mendesak audiensi dengan pemerintah guna menyampaikan aspirasi mereka. Namun, ketidakhadiran Bupati Tangerang dalam menemui massa aksi justru memicu ketegangan. Situasi semakin memanas hingga berujung bentrokan fisik antara mahasiswa dan aparat kepolisian yang berjaga.

Setelah demonstrasi berlangsung selama berjam-jam, seorang staf perwakilan dari Bupati akhirnya turun untuk berdialog dengan mahasiswa. Namun, sebagai bentuk kekecewaan, mahasiswa memilih membelakangi perwakilan tersebut dan membubarkan diri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari atas mobil komando, seorang orator menyatakan kekecewaannya terhadap sikap Bupati yang enggan menemui mereka secara langsung. “Kami kecewa! Bupati terpilih menutup telinga terhadap aspirasi kami. Kami akan kembali dengan aksi yang lebih besar saat pelantikan nanti!” tegasnya.
Aksi ini menjadi sorotan publik, mencerminkan gelombang ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah daerah. Mahasiswa menegaskan bahwa perjuangan mereka belum selesai dan akan terus mengawal kebijakan yang mereka anggap merugikan masyarakat.