HARIANSINARPAGI.COM | Tangerang – Di tengah semilir angin malam bulan Muharram, suasana haru dan kehangatan menyelimuti Musholla Al-Hikmah, Kampung Sentul, RT 003 RW 003 Kelurahan Curug Kulon. Minggu (6/7/2025).
Tempat yang menjadi saksi bisu kepedulian dan kasih sayang warga yang kembali menggelar santunan anak yatim – sebuah tradisi yang tak sekadar rutin, tetapi juga sarat makna kemanusiaan.

Dalam momen suci menyambut tahun baru Islam 1447 Hijriah, sebanyak 24 anak yatim menerima santunan penuh cinta dari masyarakat yang percaya bahwa sekecil apapun kebaikan, akan menjadi cahaya bagi sesama.
“Ini bukan sekadar agenda tahunan, ini adalah napas dari kepedulian kami,” ujar Ketua RT 003, Patriot, penuh semangat.
“Kami ingin anak-anak ini tahu, bahwa mereka tidak sendiri. Ada lingkungan yang siap mendukung mereka tumbuh, bermimpi, dan meraih masa depan.”Pungkasnya.
Acara ini membuktikan bahwa kebaikan bisa lahir dari lingkungan paling dekat: tetangga, teman, sahabat, dan warga satu kampung yang saling menggenggam tangan untuk berbagi. Bahkan sebelum acara dimulai, deretan warga tampak sibuk menyiapkan tempat, menyusun bingkisan, dan menata meja santunan — semua dilakukan dengan senyum dan hati yang lapang.
Ketua RW 003, Iwan Budiana (akrab disapa Iwang), mengungkapkan kebanggaannya atas konsistensi warganya.
“Lima tahun berjalan, tapi semangatnya tidak pernah padam. Bahkan makin besar. Ini bukti bahwa solidaritas itu masih hidup di hati kita.”Ujar Iwan.
Yang menarik, program santunan ini tidak hanya digelar setahun sekali. Ada santunan bulanan yang rutin disalurkan langsung ke rumah masing-masing anak, mencakup bantuan untuk kebutuhan harian dan pendidikan. Sedangkan santunan tahunan seperti Gema Muharram ini menjadi momen puncak – tempat harapan, doa, dan kebahagiaan bertemu dalam satu ruang.
Dalam suasana yang hangat dan penuh syukur, setiap nama anak dipanggil. Senyuman mereka saat menerima santunan menjadi pengingat bagi kita semua: bahwa berbagi bukan tentang seberapa banyak yang kita punya, tapi seberapa besar hati kita untuk peduli.
Malam itu, Curug Kulon tidak hanya menjadi lokasi kegiatan, tetapi berubah menjadi rumah kasih sayang, di mana nilai-nilai kemanusiaan kembali ditegakkan, dan semangat Muharram terasa nyata dalam bentuk tindakan.
Gema Muharram ini bukan hanya acara. Ia adalah gerakan. Gerakan dari hati, untuk hati. Dan Curug Kulon telah menjadi pelopornya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penulis : Oling
Editor : Redaktur