Jutaan Warga Inggris Terjebak dalam Kesulitan Ekonomi, Tercekik Utang

Minggu, 24 Maret 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Warga Inggris (ist)

Ilustrasi Warga Inggris (ist)

HARIASINARPAGI, London | Krisis biaya hidup yang terus mengguncang Inggris kini semakin memperburuk keadaan jutaan warganya. Sebuah survei terbaru yang diadakan oleh Debt Justice mengungkapkan bahwa sekitar 6,7 juta orang di Inggris sedang berjuang dengan kesulitan ekonomi, banyak di antara mereka terjebak dalam lingkaran utang.

Dengan data yang dikumpulkan pada akhir pekan ini, temuan survei menunjukkan bahwa 13% orang dewasa di Inggris telah melewatkan tiga atau lebih pembayaran kredit atau tagihan dalam enam bulan terakhir. Demografis ini terlihat lebih parah pada kelompok usia muda, dimana 29% dari individu berusia 18 hingga 24 tahun, dan seperempat dari mereka yang berusia antara 25 hingga 34 tahun, mengalami situasi serupa.

Baca juga:  Silaturahmi DPK GN-PK dan Awak Media Disambut Baik Oleh Camat Mekar Baru

Peningkatan jumlah kasus kebangkrutan turut mengkhawatirkan. Laporan resmi yang diterbitkan Jumat lalu menunjukkan sebanyak 10,136 orang di Inggris mengalami kebangkrutan pada bulan Februari 2024, meningkat tajam sebesar 23% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Crosslight Advice, salah satu badan amal yang memberikan nasihat keuangan dan utang di London dan tenggara Inggris, menyatakan adanya kenaikan permintaan bantuan sebesar seperlima dalam dua bulan pertama tahun 2024, dibandingkan dengan tahun lalu. Angka ini menandakan semakin banyaknya individu yang mencari bantuan untuk menghadapi masalah utang.

Baca juga:  LSM JPK Banten Soroti Protes Warga Tangerang Terkait Pelanggaran Jam Operasional Mobil Tambang

Walaupun terdapat penurunan pada beberapa harga seperti tagihan energi, tetapi beban finansial tetap terasa berat bagi banyak rumah tangga karena harga sewa dan hipotek yang mengalami peningkatan signifikan pasca-krisis. Situasi ini membuat banyak keluarga harus memilah dan mengutamakan tagihan mana yang bisa dibayar mengingat anggaran yang terbatas.

Debt Justice, melalui pejabat kebijakan senior mereka, Joe Cox, menekankan bahwa “Krisis utang rumah tangga semakin mengakar,” dan menyerukan kepada seluruh pihak politik untuk berkomitmen membantu mereka yang mengalami kesulitan keuangan. Sebuah manifesto bersama “Bersama Melawan Utang” telah dikeluarkan, menguraikan serangkaian tindakan dalam melindungi konsumen, termasuk menerapkan kewajiban hukum kepada otoritas lokal dan departemen pemerintah dalam pengejaran utang.

Baca juga:  Tajikistan: Antara Tradisi dan Regulasi

Bruce Connell, kepala eksekutif Crosslight Advice, mengomentari bahwa temuan ini harus menjadi pengingat akan kondisi finansial sulit yang dihadapi sejumlah besar orang. “Setengah dari penghubung kami kepada badan amal ini harus mengurangi konsumsi makanan mereka, atau bahkan tidak makan, hanya karena tekanan keuangan,” katanya, menggarisbawahi realita pahit yang dihadapi oleh mereka yang tenggelam dalam krisis utang.

Dengan situasi yang semakin memburuk, ada harapan besar agar pemerintah dan lembaga terkait segera mengambil langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak.(Amp)

Berita Terkait

Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia: Ketua LSM JPK DPW Banten Dukung Upaya Penurunan Korupsi di Era Kepemimpinan Prabowo Subianto
Presiden Joe Biden Tegaskan Lanjutkan Kampanye Pemilu 2024 Meski Ada Desakan Mundur
Perdana Menteri Rishi Sunak Umumkan Pengunduran Dirinya Pasca-Kekalahan Partai Konservatif
Korut Kecam Pembentukan Aliansi Militer AS, Jepang, dan Korsel yang Mirip NATO
Rusia Dilaporkan Menyerang New York di Donetsk dengan Bom FAB-3000
Peningkatan Kemampuan Pasukan Perdamaian Menjadi Poin Utama
Tajikistan: Antara Tradisi dan Regulasi
Empat Tersangka Serangan Teroris di Konser Moscow
Berita ini 57 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 10 Desember 2024 - 18:09

Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia: Ketua LSM JPK DPW Banten Dukung Upaya Penurunan Korupsi di Era Kepemimpinan Prabowo Subianto

Sabtu, 6 Juli 2024 - 12:52

Presiden Joe Biden Tegaskan Lanjutkan Kampanye Pemilu 2024 Meski Ada Desakan Mundur

Jumat, 5 Juli 2024 - 17:54

Perdana Menteri Rishi Sunak Umumkan Pengunduran Dirinya Pasca-Kekalahan Partai Konservatif

Senin, 1 Juli 2024 - 01:53

Korut Kecam Pembentukan Aliansi Militer AS, Jepang, dan Korsel yang Mirip NATO

Senin, 1 Juli 2024 - 01:33

Rusia Dilaporkan Menyerang New York di Donetsk dengan Bom FAB-3000

Berita Terbaru