HARIANSINARPAGI.COM | Tangerang – Hujan deras yang mengguyur wilayah Tangerang beberapa hari terakhir kembali membawa duka bagi warga Perumahan Dasana Indah, khususnya di Blok SJ RT/RW 15, Kelurahan Bojong Nangka, Kecamatan Kelapa Dua. Minggu. 13/04/2025.
Genangan air yang melanda lingkungan mereka bukan lagi kejadian langka—melainkan momok tahunan yang belum juga menemukan titik terang.
Setiap hujan deras turun, warga setempat harus berjibaku dengan air yang masuk ke rumah, menggenangi jalanan, bahkan menenggelamkan barang-barang berharga. Ketinggian air bisa mencapai lutut orang dewasa. Aktivitas terganggu, anak-anak tak bisa bermain dengan aman, dan kekhawatiran akan datangnya penyakit seperti leptospirosis dan demam berdarah makin menghantui.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami lelah, ini bukan banjir pertama. Setiap tahun selalu seperti ini. Kalau hujan, kami bukan hanya pasrah, tapi juga takut. Air bisa masuk rumah dalam hitungan menit,” ujar salah satu warga, Ibu Lina, yang sudah tinggal di kawasan itu selama 12 tahun.
Warga menduga banjir yang terjadi disebabkan oleh sistem drainase yang tidak optimal. Banyak saluran air yang tersumbat, bahkan ada beberapa titik yang tidak memiliki saluran pembuangan sama sekali. Selain itu, tata kelola lingkungan yang buruk, ditambah dengan minimnya pengawasan terhadap pembangunan di sekitar perumahan, memperparah keadaan.
“Kami sudah beberapa kali menyampaikan keluhan ke pihak kelurahan, tapi belum ada tindakan nyata. Kadang-kadang ada petugas datang, melihat-lihat, tapi setelah itu tidak ada kelanjutannya,” tambah Pak Anton, Ketua RT setempat.
Menurut warga, kondisi ini diperparah oleh tumpukan sampah yang menyumbat aliran air dan proyek pembangunan yang tak memperhatikan saluran drainase sekitar. Mereka menilai perlu ada perhatian serius dari pemerintah, mulai dari tingkat kelurahan hingga kabupaten.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan mereka, warga sudah beberapa kali melakukan kerja bakti membersihkan saluran air. Namun, upaya itu dianggap tak cukup tanpa dukungan dan langkah konkret dari instansi pemerintah yang berwenang.
“Kami butuh tindakan nyata, bukan sekadar janji. Cek drainase, perbaiki sistem pembuangan air, dan beri edukasi ke warga soal kebersihan lingkungan. Kami tidak bisa terus-terusan hidup dalam bayang-bayang banjir,” tegas salah satu tokoh masyarakat setempat.
Kini, warga berharap suara mereka dapat didengar oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang dan dinas-dinas terkait. Mereka meminta dilakukan pengecekan menyeluruh terhadap sistem drainase, penyusunan rencana penanganan banjir jangka panjang, serta perhatian serius terhadap infrastruktur lingkungan.
Peristiwa banjir yang berulang ini menjadi pengingat bahwa persoalan lingkungan tak bisa dibiarkan berlarut. Jika tidak segera ditangani, maka bukan hanya kenyamanan, tapi keselamatan warga yang akan jadi taruhannya.
Penulis : Jumroni / Red
Editor : Redaktur