HARIANSINARPAGI. COM, Kabupaten Tangerang | Dewan Pimpinan Gerakan Nasional Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (GN-PK) DPK Tangerang menyayangkan sikap Kepala Desa (Kades) Jeungjing, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang yang terkesan alergi terhadap Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan wartawan, bahkan kades jingjing tersebut dinilai tak memiliki etika sebagai seorang pemimpin, Jumat (1/3/2024).
Hal itu dikatakan Benni Suroso ketua GN-PK kabupaten Tangerang yang didampingi rekan awak media saat menyambangi desa Jeungjing untuk menanyakan surat konfirmasi yang sebelumnya ia layangkan.
Namun kata Benni Suroso, kedatangan pihaknya tersebut tampaknya tidak diindahkan oleh pihak aparat desa Jeungjing yang terkesan enggan menemui ketua GN-PK dan rekan awak media. Padahal kata Benni Suroso, sebelumnya pihaknya melihat kades Jeungjing berada di kantor desa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Saat pihaknya menanyakan ke salah satu staff apakah kades Jeungjing ada di kantor, staff desa tersebut malah berbohong dan mengatakan bahwa kades sedang tidak ada di tempat.
“Kadesnya tidak ada pak,” kata staff desa Jeungjing tersebut pada ketua GN-PK dan awak media.
Tak selang lama kemudian, entah merasa malu karena keberadaanya diketahui, kades Jeungjing akhirnya keluar dan dengan raut wajah terpaksa menemui ketua GN-PK dan awak media.
Saat ketua GN-PK menanyakan terkait tujuan dan motivasi apa sehingga salah satu staff desa menyampaikan bahwa kades sedang tidak ada di kantor. Kades Jeungjing menjawab bahwa kemungkinan staff nya tersebut kasihan kepada dirinya karena tidak memiliki uang.
“Udah lah pak, ga usah dibahas, anak buah saya sudah paham kondisi saya saat ini, saya mah tidak menyalahkan hal ini, tapi kebanyakan rata-rata mengharapkan uang,” cetus kades Jeungjing
Tak hanya itu, kades Jeungjing itu juga mengatakan bahwa dirinya pernah memberikan amplop berisi 50 ribu rupiah tapi orang tersebut merobek amplop dan mengembalikannya dan menginginkan uang yang lebih besar.
“Bukan termasuk bapak ya, tapi kebanyakan LSM seperti itu, jadi anak buah saya sudah tahu duluan mana yang penyakit,” ucapnya.
Menanggapi hal itu, Beni Suroso menilai kades Jeungjing telah dianggap mencederai lembaga dan insan pers di Indonesia, untuk itu, dalam waktu dekat pihaknya akan melayangkan surat ke Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa serta ke PJ bupati untuk memanggil kades Jeungjing terkait pernyataannya tersebut.
“Agar tidak meluas kemana-mana, sesegera mungkin kita akan bersurat dan meminta kades Jeungjing minta maaf kepada lembaga dan insan pers,” pungkasnya.
Penulis : Yadi